Lanjut ke konten

Life

“Marhaban Ya Ramadhan”

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Marhaban Ya Ramadhan – Selamat Datang Bulan Ramadhan

Do’a Malaikat Jibril adalah sbb:

“Ya Allah tolong abaikan puasa ummat Muhammad,
apabila sebelum memasuki bulan Ramadhan dia tidak melakukan hal-hal yang berikut:

– Tidak memohon maaf terlebih dahulu kepada kedua orang tuanya (jika masih ada);
– Tidak berma’afan terlebih dahulu antara suami istri;
– Tidak berma’afan terlebih dahulu dengan orang-orang sekitarnya.

Maka Rasulullahpun mengatakan amiin sebanyak 3 kali.
Dapat kita bayangkan, yang berdo’a adalah Malaikat dan yang meng-amiinkan adalah Rasullullah
dan para sahabat, dan dilakukan pada hari Jum’at.

Tanpa Disadari

11 bulan
banyak kata sudah diucapkan dan dilontarkan
tak semua menyejukkan,

11 bulan
banyak perilaku yang sudah dibuat dan diciptakan
tak semua menyenangkan,

11 bulan
banyak keluhan, kebencian, kebohongan
menjadi bagian dari diri,

saatnya istirahat dalam “perjalanan dunia”
saatnya membersihkan jiwa yang berjelaga,
saatnya menikmati indahnya kemurahanNya
saatnya memahami makna pensucian diri

Selamat menunaikan Ibadah Puasa
bersama kita leburkan kekhilafan,

Semoga dengan puasa mempertemukan kita
dengan Keagungan Lailatul Qadar
dan kita semua menjadi pilihanNya
untuk dikabulkan do’a – do’a
dan kembali menjadi fitrah

Amin.

————————————————————————————————



Buat temen2 ne da kisah n nasehat yang menarik. Semoga dapat bermanfaat bagi kita untuk menjalani petualangan hidup ne.

SETIAP perempuan pasti punya kriteria lelaki idaman. Apakah pasangan Anda memiliki beberapa poin dari 15 ciri berikut? Jika iya, berarti dia calon suami yang baik.

1. Penuh Semangat

Dia bangun bersama terbitnya matahari, selalu bersemangat menyambut hari baru, bersenandung (meski kecil) saat mengendarai mobil menuju kantor? Lelaki yang penuh keriangan di pagi hari berarti siap menghadapi kesulitan hidup. Dengan rasa syukur dan semangat hidupnya yang tinggi, segala masalah yang muncul dalam pernikahan nanti pasti bisa diatasi.

2. Tak Pelit Bilang Cinta

Apakah dia selalu mengatakan dan menunjukkan rasa sayang pada Anda setiap hari meski lewat momen kecil? Menurut penelitian, menyatakan rasa sayang secara teratur merupakan hal terpenting yang mendatangkan kepuasan dalam sebuah perkawinan. Jika saat ini Anda memiliki kekasih seperti itu, Anda sudah mendapat pasangan yang baik.

3. Punya Selera Humor

Dia senang tertawa bersama Anda (tapi bukan menertawakan Anda). Dia tahu bahwa menertawakan orang lain itu tidak lucu. Dia juga tahu bagaimana memandang sisi terang dari sesuatu. Lelaki periang ini baik untuk Anda.

4. Take Care Him Self

Dia tak hanya peduli pada kerapian dan keserasian berpakaian. Namun, dia juga peduli pada kesehatan dengan menjaga makanan, meluangkan waktu berolahraga dan cukup tidur. Kalaupun minum alkohol dan merokok, dia tahu batas. Percaya atau tidak, dia akan berada di sisi Anda untuk waktu lama.

5. Bisa Bilang Maaf

Dia selalu minta maaf saat berbuat salah atau menyakiti perasaan Anda, berusaha tak mengulangi kesalahan, dan belajar dari kesalahan sehingga hubungan Anda dan dia berkembang baik. Dia juga mengerti bahwa dengan mengatakan ‘maaf’ tidak akan mengurangi kejantanannya. He’s a gentleman.

6. Bertanggung Jawab

Dia menikmati pekerjaan dan berusaha mengerjakan dengan baik. Dia siap menjalankan proyek baru, beserta tantangannya. Dia berbagi semangat kerja dengan Anda dan berusaha mengatasi kejenuhannya. Lelaki seperti ini tak hanya mencari nafkah lho. Dia senang bekerja dan bertanggung jawab.

7. Mau Bekerja Sama

Apakah dia peduli bahwa beban dalam sebuah hubungan harus dibagi adil? Dia juga mau menyingsingkan lengan baju tanpa diminta? Jika dia mau melakukan pekerjaan meski sangat sepele, pasti menyenangkan memiliki lelaki ini di sekitar kita.

8. Satu Visi

Anda ingin punya apartemen di tengah kota, city car, dan satu anak saja, dia setuju. Artinya dia juga ingin menjalani gaya hidup seperti Anda. Meski ini masalah kesepakatan, apa pun impian Anda, bagilah dengannya. Jika dia punya visi yang sama dengan Anda, lanjutkan ke jenjang berikutnya.

9. Romantis

Lelaki ini memang agak sulit dicari. Setidaknya jika dia ingat kapan ulang tahun Anda, senang mengajak Anda naik komedi putar dan berjalan di bawah cahaya bulan, memilih hadiah ulang tahun yang tepat, mengirim SMS berisi puisi indah (meski hanya forward), dan membuat Anda bahagia sebagai perempuan, dialah pangeran pujaan Anda.

10. Punya Etika

Dalam bersikap, dia tidak tergesa-gesa dan berusaha mempertimbangkan perasaan orang lain. Dia berusaha mematuhi hukum yang berlaku dan tidak mencurangi aturan main meski bermain sendiri. Tidak ada lelaki yang lebih baik dari lelaki etis ini.

11. Bisa Diandalkan

Dia berusaha menepati janji, datang ke pertemuan tepat waktu, memenuhi tanggung jawab dan kewajibannya dengan senang hati. Apa yang ia katakan sama dengan yang dimaksudkan. Persiapkan diri Anda menjalani kehidupan yang menyenangkan bersama lelaki ini.

12. Senang Bermain

Hidup pasti akan menyenangkan jika dilalui bersama lelaki yang tahu cara melewatkan waktu senggang. Dia tak hanya bisa mencari kegiatan selain nonton teve, tapi juga bisa hidup tanpa ponsel dan laptop saat liburan bersama Anda.

13. Calon Ayah Yang Baik

Apakah dia punya perhatian besar pada anak-anak? Mau membantu mengasuh anak? Dan menurutnya anak-anak lucu dan menakjubkan? Bahkan dia sudah berpikir menyiapkan tabungan untuk keperluan anaknya nanti? Untuk semua jawaban ya di atas, Anda boleh menikahi lelaki ini.

14. Menghargai Privasi

Punya kehidupan sendiri membuatnya merasa tidak perlu memiliki Anda setiap saat. Dia mengerti dan tak keberatan ketika Anda meminta waktu untuk bertemu teman-teman Anda. Dia juga mengerti untuk meninggalkan ruangan saat Anda bicara dengan sahabat atau ibu di telepon.

15. Pacar Perhatian

Memang tak ada panduan pasti untuk mengukur seberapa baik dan perhatian seseorang. Namun, jika Anda merasa dicinta, bersamanya Anda merasa luar biasa secara fisik dan emosional serta ada rasa damai saat di sisinya, berarti Anda sudah menemukan orang yang tepat.

Jika belum menemukannya, jangan menyerah. Dia pasti ada di suatu tempat di luar sana. Percaya deh!

sumber: kompas.com – Erma Dwi Kusumastuti

Kedudukan Pria Dan Wanita Dalam Islam

Islam telah menegaskan pada awal surat An-Nisaa’ bahwa perempuan dan laki-laki setara dalam hal penciptaan dan perkembangan. Allah subhanahu wata’ala berfirman, artinya, ”Wahai sekalian manusia, bertaqwalah kalian semuanya kepada Allah yang telah menciptakan kalian dari diri yang satu (Adam), dan menciptakan pasangannya (Hawa’) dari dirinya.” (QS. An-Nisa’: 1)

Maka perempuan adalah pasangan laki-laki, demikian juga sebaliknya. Ayat di atas memberikan manfaat bahwa hubungan akan menjadi sempurna, lagi lengkap bila ada masing-masing dari keduanya, laki-laki dan perempuan. Demikian juga Allah subhanahu wata’ala menggabungkan antara dua jenis ini dalam urusan kekhilafahan bumi untuk mengatur dan memperbaiki dunia, laki-laki dan perempuan.

Allah subhanahu wata’ala berfirman, artinya, ”Dan ingatlah ketika Rabbmu berfirman kepada para malaikat-Nya, “Sungguh Aku akan jadikan khalifah di muka bumi… Dan Kami berfirman, “Wahai Adam, tinggallah kamu beserta pasanganmu di dalam surga.” (QS. Al-Baqarah: 30 dan seterusnya)

Allah menyamakan laki-laki dan perempuan dalam hal kemuliaan dan keutamaan, di mana hal ini merupakan kekhususan bagi manusia. Allah subhanahu wata’ala berfirman, artinya, “Dan sungguh, Kami telah memuliakan anak keturunan Adam, dan Kami bawa mereka di daratan dan di lautan, dan Kami beri rizki mereka dengan rizqi yang baik, dan Kami utamakan mereka di atas kebanyakan makhluk Kami.” (QS. Bani Israil: 70)

Wahai Daud, Sungguh Kami telah menjadikanmu sebagai khalifah di bumi, maka tetapkanlah hukum terhadap manusia dengan benar, dan janganlah mengikuti hawa nafsu.” (QS. Shad: 26)

Al-Qur’an dan As-Sunnah sudah menetapkan bahwa laki-laki dan perempuan sederajat ini. Maka kita tidak mendapati penyebutan laki-laki, kecuali pasti digandengkan dengan penyebutan perempuan. Allah subhanahu wata’ala berfirman, artinya, ”Barangsiapa beramal shalih, baik laki-laki maupun perempuan, sedangkan dia dalam keadaan beriman, kecuali pasti kami akan berikan kepadanya kehidupan yang baik (di dunia)…” (QS. An-Nahl: 79)

Demikianlah, Al-Qur’an telah memberikan penjelasan dengan sangat gamblang yang tidak mungkin bisa ditutup-tutupi oleh kedustaan para pendusta dan sekaligus jastifikasi atas kesepadanan laki-laki dengan wanita dalam penciptaan dan perkembangan.

Dan para propagandis kesetaraan gender lupa atau pura-pura lupa bahwa Islam memperlakukan sama, baik kepada laki-laki maupun perempuan, dalam hak untuk mendapatkan pendidikan dan beramal. Allah subhanahu wata’ala berfirman, artinya, “Dan barangsiapa yang beramal dengan amal kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan, sedangkan dia dalam keadaan mukmin….” (An-Nahl: 97)

Dalam ayat ini, Allah subhanahu wata’ala menyejajarkan Islam untuk laki-laki dan Islam untuk perempuan dalam hal mendapat pahala atas amal kebajikannya. Allah subhanahu wata’ala pun berfirman, artinya, “Allah memberikan bagian bagi laki-laki atas apa yang sudah mereka usahakan, dan Allah juga memberikan bagian kepada perempuan atas apa yang mereka telah usahakan.” (QS. An-Nisaa’: 32)

Allah subhanahu wata’ala juga menyejajarkan laki-laki dan perempuan dalam hal perwalian/ perlindungan. Allah subhanahu wata’ala berfirman, artinya, “Dan orang-orang mukmin dan mukminat, masing-masing menjadi wali (pelindung) bagi yang lainnya.” (QS. At-Taubah: 71)

Demikian juga dalam permasalahan pengurusan tanggung jawab dalam tambahan ayat berikutnya. Allah subhanahu wata’ala berfirman, artinya, “Mereka mengajak kepada yang bajik dan melarang dari perbuatan munkar.” (QS. At-Taubah: 71)

Amar ma’ruf dan nahi munkar adalah tugas khusus yang Allah subhanahu wata’ala berikan kepada orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan. Pun sudah masyhur, adanya wanita yang dikenal dengan ketelitian dan kejujurannya dalam periwayatan hadits. Dan tidak pernah diketahui dalam sejarah periwayatan hadits, adanya seorang wanita yang dikenal sebagai pendusta.

A’isyah, ummul mukminin, adalah di antara wanita yang terbanyak meriwayatkan hadits, sampai beliau disebutkan telah meriwayatkan 1210 hadits. ‘Urwah bin Zubair mengomentari kehebatan Aisyah dengan mengatakan, “Aku tidak pernah menemui seorang yang lebih berilmu dalam fiqh, medis, dan syair daripada Aisyah.” Beliau adalah seorang ulama, memberikan pengajaran kepada anak-anak di masa khilafah Umar dan Utsman, bahkan hingga beliau wafat.

Dan dalam tataran kesejajaran sebagaimana yang dijabarkan Allah dalam Al-Qur’an dan hadits, tidak pernah ada masing-masing saling menjatuhkan, baik laki-laki dengan kelebihannya ataupun perempuan dengan kelebihannya yang lain. Bahkan keduanya sama kedudukannya dalam tanggung jawab. Hal ini sungguh jauh berbeda dengan sistem-sistem aturan yang pernah ada sebelumnya yang menjadikan laki-laki mendhalimi perempuan. Misalnya, tidak ada qishash jika ada yang membunuh perempuan, Islam tidak demikian!!!. Allah berfirman, artinya, “Setiap diri akan bertanggung jawab terhadap apa yang telah diperbuatnya.” (QS. Al-Muzammil: 38). “Dan kami sudah mewajibkan kepada mereka dalam urusan ini, yaitu nyawa harus dibalas dengan nyawa.” (QS. Al-Ma’idah: 45). “Dan janganlah kalian membunuh jiwa yang telah Allah haramkan kecuali dengan alasan yang benar.” (QS. Bani Israil: 33). “Dan ketika bayi-bayi perempuan ditanya, atas dosa apakah mereka dibunuh.” (QS. Al-Takwir: 8-9).

Laki-laki dan perempuan juga sama kedudukannya di hadapan Allah dan di depan hukum. Hal ini adalah kesimpulan yang diambil dari hadits Rasulullah yang berbunyi, “Perempuan adalah saudara laki-laki.

Laki-laki Berbeda dengan Wanita

Di antara kesalahan yang terus melekat dan dialami oleh kaum muslimin adalah mengimpor budaya Barat, padahal permasalahan dan gaya hidup mereka benar-benar berbeda dengan karakteristik dan kebutuhan kita. Kita telah melampaui masa sekian abad lamanya dan kita tidak memprotes sedikit pun terhadap ayat Allah yang berbicara tentang perempuan. Allah berfirman, artinya, “Dan tidaklah sama antara laki-laki dengan perempuan.” (QS. Al-Imron: 36)

Para laki-laki muslim dari dahulu tidak pernah “merasa lebih” dengan ayat ini; dan para wanita muslimahnya pun tidak merasa disingkirkan dengan ayat di atas. Mereka memahami bahwa ayat tersebut memang sedang berbicara bahwa demikianlah sifat fitri (sesuai dengan tabiat) yang masing-masing memiliki karakteristik tersendiri tidak hanya antara anak manusia, bahkan antar laki-laki dan antar wanita pun demikian.

Mereka yang selalu mempropagandakan kesetaraan gender mengatakan, “Sesungguhnya perbedaan antara laki-laki dan perempuan hanyalah muara yang ditumbuhkan oleh lingkungan yang mengelilingi mereka, adat kebiasaan yang tumbuh bersamanya, dan pendidikan yang ia terima semenjak kecil.”

Dr. Muhammad Rasyid Al-Oweid membantah ucapan mereka dengan jawaban yang sangat bagus. Beliau berkata, “Penelitian dan penelaahan serta ilmu pengetahuan secara keseluruhannya mengatakan hal yang sebaliknya daripada apa yang mereka katakan. Sudah tegas dan jelas bahwa perbedaan antara 2 gender (laki-laki dan perempuan) adalah perbedaan pada organ-organ tubuh, genetika, dan bukan perbedaan yang dicapai melalui proses belajar. Oleh karena itu, propaganda kesetaraan gender adalah propaganda yang akan gagal dan selalu gagal, sebab hal itu bertentangan dan menentang fithrah dan tabiat setiap jenis manusia.“

Tidak akan ada wanita “normal” yang mau dikatakan sama dengan laki-laki, dan tidak akan ada laki-laki “normal” yang mau dikatakan sama dengan wanita, laki-laki ya laki-laki, wanita ya wanita. Sampai hari Kiamat mereka tetap berbeda.

Sumber : Majalah al-Usrah No. 124 Rajab 1424 (Abu Muhammad)

Faktor Hilangnya Kasih Sayang dalam Kehidupan Rumah Tangga

Ikatan perkawinan merupakan sebuah ikatan suci yang terjadi karena adanya kebutuhan dan daya tarik antara laki-laki dan perempuan secara timbal balik. Namun, kehidupan harmonis yang bisa membawa pasangan suami istri menuju ke puncak materi dan spiritual, semata-mata karena adanya unsur “kasih sayang”. Mungkinkah ada rumah tangga yang bertahan dan kontinu dengan tanpa adanya kasih sayang kendati sesaat pun? Mungkinkah masing-masing suami istri mampu bertahan menghadapi pasangannya tanpa adanya kasih sayang secara timbal balik dan hubungan kemanusiaan ?. Sementara Allah mendasari kehidupan rumah tangga dengan fondasi “cinta dan kasih sayang”.

Kendati cinta dan kasih sayang adalah unsur penting dalam kehidupan rumah tangga, namun, sikap dan perilaku suami atau istrilah yang akan mengobarkan atau memadamkan api kasih sayang di antara mereka. Baik perilaku muncul berdasarkan kesadaran atau tidak. Berdasarkan kebodohan atau kesengajaan. Tidak sedikit rumah tangga yang dimulai dengan cinta dan kasih sayang, tetapi karena pasangan suami istri tidak atau kurang mengetahui bagaimana caranya mengendalikan bahtera keluarganya, mereka mengalami kebingungan bahkan sampai tenggelam dalam kehancuran. Ikatan perkawinan yang seharusnya membawa pasangan suami istri mencapai ketenangan dan kedamaian malah membawa mereka ke dalam perselisihan dan dosa.

Dalam tulisan ini, penulis ingin mengangkat wacana faktor-faktor apa saja yang bisa memadamkan api kasih sayang dalam kehidupan sebuah rumah tangga dengan bersandar pada metode kehidupan para maksum as.

Tanpa adanya perhatian serius masing-masing pasangan suami istri terhadap prinsip-prinsip kehidupan rumah tangga dan akhlak, bahtera yang dibangun selama ini akan pudar begitu saja, yang efeknya tidak saja merusak pribadi masing-masing, akan tetapi masyarakat sekitar juga akan merasakan dampaknya. Karena rumah tangga adalah bagian terkecil dari kehidupan sosial, baik buruknya kehidupan sosial tergantung dengan baik buruknya kehidupan setiap rumah tangga.

Tentu saja faktor-faktor pemadam kasih sayang ini tidak sedikit. Namun penulis akan membahasnya dalam beberapa poin saja, antara lain : berakhlak buruk yang meliputi – galak, bermuka masam dan cemberut, kata-kata yang pedas dan mencaci maki -, mencari-cari kesalahan, tidak memaafkan, memasukkan urusan luar ke dalam rumah tangga, dan tidak mengungkapkan kasih sayang.

Faktor-faktor Pemadam Kasih Sayang

1.  Berakhlak Buruk

Rasulullah SAW bersabda “Akhlak buruk akan menyebabkan hidup sulit dan batin tersiksa“. Akhlak yang buruk merupakan sifat yang jelek, dan sulit bahkan tidak mungkin bagi orang lain untuk menerimanya. Bila salah satu dari pasangan suami istri terjangkit akhlak buruk, maka ia akan mengubah rumah tangganya menjadi sebuah neraka. Dalam riwayat Ahlul Bait AS dijelaskan tentang akibat-akibat dan pengaruh akhlak buruk bagi pelakunya, antara lain; manusia yang berakhlak buruk amal perbuatannya rusak, taubatnya tidak diterima, kehidupannya menjadi sangat susah dan ia adalah teman yang paling jelek, pada dasarnya ia bukan orang mukmin, ia sebagai penghuni neraka, ia akan tersiksa di alam kubur, dan jiwanya tersiksa, keluarganya akan menjauhinya, ia senantiasa merasa tidak tenang, rezekinya sempit, ia tidak memiliki teman dan sahabat, ia tidak akan mencapai tujuannya, kehidupannya gelap dan susah.

Berakhlak buruk, baik dalam lingkungan kerja maupun lingkungan masyarakat dan lingkungan keluarga, adalah penyebab kesusahan bagi pelakunya maupun orang-orang sekitarnya. Dalam riwayat ditekankan “Jangan sampai kawin dengan orang yang akhlaknya buruk“! karena akhlak buruk menyebabkan kesedihan. Sebagaimana riwayat Imam Ali AS bahwa setengah dari penyebab ketuaan adalah sedih.

Perlu diingat, bahwa salah satu dari sebab tekanan kubur adalah berakhlak buruk dalam rumah terhadap anggota keluarga, sebagaimana kisah tentang Sa’ad bin Ma’adz. Meskipun acara penguburan Sa’ad dihadiri oleh Rasulullah SAW dengan kaki telanjang, ia tetap mendapatkan tekanan siksa kubur. Ketika sebabnya ditanyakan kepada beliau, beliau menjawab “Karena ia berakhlak buruk terhadap keluarganya, ia galak terhadap keluarganya“. Kalau seorang sahabat Rasul semacam Sa’ad saja masih mendapat tekanan siksa kubur, bagaimana dengan kita ?, yang galak terhadap anggota keluarga. Imam Shadiq AS bersabda, salah satu dari doa Rasulullah adalah demikian “Ya Allah! Aku berlindung dari perempuan yang membuat aku tua sebelum  waktunya“.

Tentunya berakhlak buruk di sini memiliki makna umum, dan ia memiliki pembagian-pembagian secara rinci seperti; galak, muka masam dan cemberut, kata-kata pedas, dan mencaci maki dan lain-lain. Sifat-sifat yang ada ini, bila terdapat pada salah satu pasangan suami istri, maka kehidupan rumah tangga akan menjadi pahit dan suram. Yang pada akhirnya menyebabkan padamnya api kasih sayang di antara keduanya. Untuk lebih jelasnya, kita bahas secara rinci masing-masing pembagian di atas bersama unsur-unsur penyebabnya.

· Galak

Orang yang galak, biasanya karena unsur genetik, kejiwaan, makanan dan kurang tidur serta istirahat. Bila sebabnya karena unsur genetik dan keturunan, sebaiknya merujuk ke psikiater untuk mendapatkan informasi yang diperlukan, dan adanya latihan-latihan menahan diri. Bila karena kurang tidur dan istirahat, sebaiknya tidur yang cukup dan mengkaji pengaruh-pengaruh dan akibat sikap galak, sehingga bisa dikendalikan dengan baik. Orang boleh lelah karena aktivitasnya di luar rumah, tetapi ia tidak berhak melampiaskan kelelahannya terhadap pasangan hidupnya atau anak-anaknya.

· Bermuka Masam dan Cemberut

Berkaitan dengan masalah muka masam dan cemberut, riwayat Imam Ali AS mengatakan “Orang mukmin, keceriaannya ada di wajahnya, dan kesedihannya ada di dalam hatinya“. Dengan demikian, orang yang hidup berumah tangga, ia harus lebih menjaga masalah ini. Kita sendiri senang bila berhadapan dengan orang yang mukanya ceria dan ramah, dan tidak suka berhadapan dengan orang yang bermuka masam dan cemberut. Oleh karena itu, orang yang bermuka ceria, ia lebih sukses dalam berhubungan dan berinteraksi dengan sesamanya, dan dicintai oleh anggota masyarakat. Tentu saja, manusia kadang mengalami kesedihan. Namun, jangan sampai kesedihan itu ditampakkan di depan umum, khususnya anggota keluarga. Karena akan mengganggu ketenangan mereka, sehingga mereka akan menjauh dan ini menyebabkan padamnya api kasih sayang dalam kehidupan.

Bermuka masam dan cemberut, boleh jadi karena kebiasaan, terlalu berharap dari orang lain, menganggap diri paling wah, marah, khawatir dan tidak adanya ketenangan serta kondisi kejiwaan. Apapun sebabnya tidak seorang pun boleh menampakkan kecemberutannya di hadapan orang lain. Karena bermuka masam adalah sesuatu yang tidak baik. Dan sebaiknya belajar dari ajaran-ajaran agama, dengan selalu bermuka ceria, senantiasa senyum dan menggunakan kata-kata yang penuh kasih sayang, sabar dalam menghadapi kekurangan orang lain. Jangan banyak menuntut orang lain untuk sempurna dengan menggunakan kata-kata yang menyakitkan. Sementara, kita lupa bahwa dengan muka kita yang cemberut, kita sendiri sedang menjauhi proses kesempurnaan.

Dalam kehidupan rumah tangga, suami istri perlu memperhatikan masalah ini dengan baik. Karena pengaruhnya besar sekali dalam keharmonisan anggota keluarga, terutama dalam pendidikan dan kejiwaan anak-anak. Orang tua yang ceria akan menghasilkan anak-anak yang ceria juga.

· Kata-kata Pedas dan Menyakitkan

Kata-kata yang pedas dan menyakitkan hati, tidak lain hanya membuat orang lain benci dan dendam. Imam Ali AS dalam hal ini bersabda “Kata-kata yang pedas lebih menyakitkan dari tusukan tombak“. Setiap penyakit, baik penyakit jasmani maupun rohani ada sebabnya. Untuk melakukan penyembuhan dan pengobatan, pada tahap awal harus mencari sebab dan faktor-faktor pencetusnya. Berbicara yang menyakitkan hati orang lain, kata-kata yang pedas dan menyakitkan adalah sebuah penyakit jiwa, dan merupakan akhlak yang buruk. Faktor-faktornya antara lain :

  1. Dendam dan Benci

Salah satu penyebab seseorang berbicara menyakitkan adalah dendam dan kebenciannya kepada orang lain. Ketika seseorang memiliki dendam terhadap orang lain, ia selalu tertekan dan tidak tenang, sehingga sebisa mungkin menggunakan kesempatan untuk menyakiti hati dan jiwa orang yang dianggap sebagai lawannya.

2. Hasut

Hasut adalah seseorang tidak menginginkan orang lain memiliki nikmat dan kebaikan. Dengan kata-katanya yang pedas, penghasut berusaha merusak dan menjatuhkan orang yang dihasutinya. Perlu diketahui bahwa hasut adalah dosa besar, dan menghapus iman seseorang sebagaimana api melenyapkan kayu.

3. Merasa Hina

Seseorang berkata-kata pedas kepada orang lain, boleh jadi karena ia merasa dirinya rendah dan hina daripada orang lain yang dianggapnya lebih sukses, baik dalam kehidupan, pelajaran dan karier. Oleh karenanya, dengan kata-katanya yang pedas ia ingin menyakiti orang tersebut dan menunjukkannya bahwa ia sebagai orang yang tidak sukses seperti dirinya. Jelas perbuatan ini adalah dosa besar, dan orang yang merasa dirinya rendah dan hina sebaiknya berusaha dengan sungguh-sungguh dan tawakal kepada Allah untuk mencapai kesuksesan, agar selamat dari perbuatan yang buruk ini.

4. Memandang diri Super

Salah satu sebab seseorang berkata pedas adalah bila ia memandang dirinya super. Orang yang memandang dirinya super, ia memandang orang lain kecil dan tidak berarti, akhirnya ia selalu mengejek dan menghina dan menyakiti hati orang tersebut. Orang yang menganggap dirinya super hendaknya perhatian dengan penyakit yang menyerang jiwanya, dan secepatnya untuk mengobatinya.

5. Mencaci maki

Kecelakaanlah bagi setiap pengumpat lagi pencela. Mencaci maki orang lain hukumnya haram. Hukum haram disini tidak ada bedanya apakah orang yang dicaci keluarganya; istri, anak atau orang lain yang tidak ada hubungan keluarga. Bagaimanapun kondisinya; marah, tertekan, kesibukan serta kepanikan, seseorang tidak berhak untuk mencaci maki orang lain untuk dijadikan pelampiasan hawa nafsunya. Imam Baqir AS bersabda “Allah membenci pencaci maki dan orang yang suka mencaci” (mencari-cari kekurangan orang lain sehingga ia bisa mencari alasan untuk mencaci makinya). Orang yang di caci maki akan merasa marah dan benci, bahkan akan padam rasa kasih sayangnya terhadap orang yang mencaci maki. Mencaci maki menunjukkan rendahnya kepribadian pencaci maki. Dan tidak seorang pun akan menampakkan rasa kasih sayang dan persahabatan dengannya. Imam Shadiq AS bersabda “Orang yang ditakuti orang lain karena lisannya, ia adalah ahli neraka“.

6. Mencari-cari Aib dan Kejelekan Orang Lain

Imam Ali AS bersabda “Jangan menjadi pencari aib dan jangan memandang segala sesuatu jelek“. Imam Baqir AS bersabda “Sejelek-jeleknya orang adalah orang yang mencari-cari kejelekan orang lain sementara ia memiliki kejelekan tersebut, tetapi tidak merasakannya“.

Selain Maksumin AS, tidak seorang pun memiliki kebaikan semata-mata. Manusia, selain memiliki sisi kebaikan, ia juga memiliki sisi kejelekan. Tidak seorang pun berhak untuk mengharapkan orang lain sempurna. Orang yang selalu bersandar pada kekurangan orang lain, senantiasa curiga dan tidak merasa cukup dengan apa yang ada pada orang lain. Orang yang demikian ini telah kehilangan kreativitas berteman dan menyayangi orang lain. Suami atau istri yang bersandar pada kesalahan pasangannya, sekecil-kecilnya kesalahan pasangannya akan dijadikan alasan untuk memarahinya. Bila suami atau istri demikian, maka pasangannya akan menjauhinya, dan kehidupan bagi mereka tidak menyenangkan lagi.

Bila kita ingin memiliki suasana yang hangat dalam kehidupan rumah tangga, mari kita lihat sisi positif pasangan kita. Sehingga kita tidak mudah marah, juga tidak membuat pasangan kita tersiksa. Selain itu jangan banyak berharap kepada orang lain, sehingga kita tenang dan santai, bila orang lain tidak sesuai dengan keinginan kita. Bila pasangan kita berbuat salah atau berbuat sesuatu yang tidak sesuai dengan keinginan kita, maka jangan spontan melakukan interaksi.

Mencari-cari kejelekan orang lain akan merusak hubungan yang sudah akrab sebelumnya. Bahkan akan menjadikan permusuhan. Sebaliknya memuji kelebihan orang lain akan membuat hubungan semakin akrab.

Sebagaimana pesan Imam Ali AS kepada Imam Hasan AS “Jadikanlah dirimu sebagai tolok ukur! Berlakulah kepada orang lain, bila engkau suka hal itu dipelakukan untukmu, dan jangan memperlakukan orang lain, jika engkau tidak suka diperlakukan seperti itu“. Dudukkan orang lain sebagai diri kita, jika kita senang orang lain menghormati kita maka kita hormati orang lain. Jika kita tidak suka orang lain berakhlak buruk kepada kita, maka jangan berakhlak buruk terhadap orang lain.

7. Tidak mau Memaafkan Kesalahan Orang Lain

Sejelek-jeleknya manusia adalah orang yang tidak mau memaafkan kesalahan orang lain. Pemaaf adalah salah satu dari sifat Allah. Barang siapa yang ingin mendapatkan ampunan ilahi, ia harus memiliki sifat pemaaf. Bagaimana mungkin seseorang akan diampuni oleh Allah, sementara ia sendiri tidak mau memaafkan kesalahan orang lain. Seseorang bisa mengetuk pintu Allah melalui sifat yang dimilikinya. Katakanlah seseorang mau minta ampun kepada Allah, maka ia harus memiliki sifat ilahi tersebut.

Orang yang tidak mau mengampuni kesalahan orang lain, akan membuat orang lain benci dan dendam kepadanya. Apalagi jika  hal ini terjadi dalam sebuah rumah tangga. Yang seharusnya anggota keluarga memaafkan yang lainnya, malah keadaan dibikin lebih ruwet yang akibatnya lebih fatal.

8. Memasukkan Urusan Luar ke dalam Rumah Tangga

Seorang suami atau istri yang memiliki kesibukan di luar rumah, senantiasa berhadapan dengan berbagai macam bentuk sikap dan perilaku manusia. Bila suami atau istri di luar rumah bermasalah dengan rekan kerjanya, hal ini tidak perlu diceritakan kepada pasangannya. Mengapa demikian, karena suami atau istri akan menemukan titik kelemahan pasangannya, dan suatu saat akan dijadikan kunci untuk menjatuhkannya, bila terjadi percekcokan di antara keduanya.

Begitu juga, masing-masing pasangan suami istri jangan menceritakan kelebihan dan memuji-muji teman kerjanya; teman kerja perempuan maupun laki-laki, karena akan berakibat fatal. Misalnya; suami menceritakan kelebihan teman kerja perempuannya kepada istrinya, maka akan timbul kecurigaan pada istri terhadap suaminya. Begitu juga sebaliknya. Bila suami menceritakan kelebihan teman kerja prianya, maka istri akan membanding-bandingkan orang tersebut dengan suaminya.

Sementara, membanding-bandingkan apa yang kita miliki dengan apa yang dimiliki orang lain akibatnya adalah kita tidak merasa nyaman dengan apa yang kita miliki. Kita senantiasa merasa kurang dan lupa dengan pemberian Allah. Yang tampak di mata kita hanya kepunyaan orang lain, sehingga kita tidak mensyukuri apa yang diberikan Allah kepada kita. Orang yang senantiasa membanding-bandingkan pekerjaan, harta, posisi dan segala apa yang dimilikinya dengan apa yang dimiliki orang lain, ia tidak akan merasa tenang dalam hidupnya.

Jalan keluar, agar jangan sampai kita hanya melihat apa yang dimiliki orang lain adalah pertama; meyakini bahwa apa yang diberikan Allah kepada setiap hamba-Nya akan dimintai pertanggung jawaban. Kedua; kita harus melihat orang-orang yang kondisinya lebih rendah dari kita, sehingga kita akan senantiasa mensyukuri apa yang diberikan Allah kepada kita.

Dari sisi lain bila suami menceritakan masalahnya di luar rumah kepada istrinya, dikhawatirkan istri akan menceritakannya kepada kerabatnya, yang pada akhirnya menjadi gosip di antara mereka. Gosip-gosip inilah yang akan menyebabkan keributan dalam sebuah komunitas. Oleh karena itu, tidak semua yang diketahui suami harus diceritakan kepada istrinya, begitu juga sebaliknya. Karena keributan yang terjadi berkaitan dengan keluarga dan akan menyebabkan ketidaknyamanan dalam kehidupan rumah tangga itu sendiri.

Masalah di luar rumah tangga tidak perlu diusung ke dalam lingkungan rumah tangga, begitu juga sebaliknya masalah dalam lingkungan rumah tangga tidak perlu dibawa keluar, bila pasangan suami istri ingin hidup tenang dan tenteram.

5. Tidak Mengungkapkan Rasa Kasih Sayang

Setiap manusia secara fitrah membutuhkan perhatian dan kasih sayang dari sesamanya. Perhatian dan kasih sayang kaitannya dengan hati. Namun bila tidak ditampakkan dengan bentuk perilaku dan sikap maka orang lain tidak akan memahaminya.

Berkaitan dengan kehidupan rumah tangga Rasulullah SAW bersabda “Ucapan seorang suami kepada istrinya “Aku mencintaimu” sama sekali tidak akan hilang dari hatinya“. Seseorang mengungkapkan kasih sayang kepada sesamanya, khususnya ungkapan kecintaan suami kepada istrinya, akan membuat istri memahami seberapa jauh kasih sayang suaminya kepadanya. Pengungkapan kasih sayang bisa dilakukan dengan berbagai cara seperti; memberi hadiah, menelepon, meluangkan waktu untuk berbincang-bincang, bercanda, dan mengungkapkan dengan kata-kata. Ungkapan kasih sayang suami kepada istri adalah motor penggerak dalam kehidupan mereka.

Bila suami mengingat hari ulang tahun kelahiran istrinya, hari perkawinan mereka, kemudian mengadakan acara untuk mensyukuri ikatan suci ini, suami mengucapkan terima kasih atas segala jerih payah si istri, dan meminta maaf atas segala kesalahannya, maka kehidupan mereka akan lebih ceria dan menyenangkan, begitu juga kekhawatiran dan kesedihan yang menghantui pikiran istri tidak akan mampu memisahkan ikatan suci keduanya, dan tidak seorang pun bisa mewujudkan kedengkian di antara keduanya.

Dalam kehidupan rumah tangga, perlu adanya pengungkapan rasa kasih sayang dari kedua belah pihak, di berbagai kondisi. Bila suami atau istri berpikir bahwa kasih sayang hanya berurusan dengan hati, dan tidak perlu diungkapkan, maka kehidupan rumah tangga akan menjadi dingin dan senyap, dan kecintaan masing-masing terhadap pasangannya akan memudar.

Sebagai penutup, untuk memiliki sebuah barang boleh jadi seseorang mudah untuk mendapatkannya. Tetapi menjaganya tidak semudah yang dibayangkan. Perlu adanya tips-tips, sehingga barang tetap awet dan terjaga.

Boleh jadi seseorang mudah untuk mengikat sebuah ikatan perkawinan, namun menjaga ikatan, perlu ilmu dan cara-cara yang diperlukan, karena pasangan kita bukan barang, melainkan orang. Orang yang memiliki perasaan. Di sinilah kita harus menjaga perasaan pasangan kita, agar ikatan suci perkawinan tetap terjaga sampai kita tua.

Oleh : Emi Nur Hayati Ma’sum Said (Mahasiswi S2 Jurusan Tarbiyah Islamiyah & Akhlak di Universitas Jamiah Azzahra, Qom – Iran)

2 Komentar leave one →
  1. Keysha permalink
    September 27, 2009 5:18 am

    Terima ksh mas,,
    smg kt smua bs mendapatkan pasangan yg trbaik dunia-akhrat.amien

  2. malikhizbullah permalink*
    Oktober 1, 2009 5:49 pm

    Sama-sama…..Amin ya Robbal Alamiin

Tinggalkan komentar